Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan

14 November 2011

Refleksi Bangsa

0 komentar
Berbagai macam kisruh di negara ini tak ubahnya seperti di sinetron.  Sementara, sinetron tanpa kualitas masih terus tayang dengan cerita yang serba berlebihan dan tidak masuk akal. Kita geram! Tapi ternyata itu semua adalah cerminan kehidupan bangsa ini. Banyak kejadian sosial politik mirip dengan cerita sinetron.

Kita flash back sebentar. Saat awal gerakan reformasi kita rasanya punya musuh bersama. Ya, Soeharto. Rasanya saat itu hampir semua rakyat sependapat bahwa beliau harus turun. Kini setelah reformasi berjalan lebih dari 10 tahun, Soeharto kembali dirindukan. Sementara makin banyak yang mempersalahkan  gerakan reformasi ‘98.
Kemudian hingga saat ini muncul terus sinetron lainnya contohnya saja kasus Bibit Candra, Antasari, Centurigate, Gayus Tambunan, Nazaruddin, Kasus Wisma Atlet, Malinda Dee, dan lain sebagainya.

Mungkinkah dengan berjalannya waktu  nasibnya akan sama dengan yang lain? Dijatuhkan dan tersingkirkan?.  Tentunya kita masyarakat Indonesia berharap bahwa tokoh protagonis akan tetap dicintai dan tetap berujung pada  kemenangan akan keadilan dan kebenaran. Tapi mungkinkah sinetron ini happy ending ? sementara tidak sedikit yang bernasib naas…tragis!.

Kebenaran jungkir balik, sang penjahat terus berjaya bahkan menjadi pahlawan. Kejujuran dan moral terpojok dan menjadi asing. Masyarakat di semua tingkat kehidupan dengan mudah tergiring berbagai informasi, tidak peduli sebodoh apapun informasi itu. Penjahat tidak tertangkap dan terus melakukan kejahatan, orang baik teraniaya, dan seterusnya.
 
Kebenaran menjadi kabur. Mana pahlawan mana pecundang. Opini masyarakat begitu mudah berubah. Akibatnya negeri ini tetap carut marut, larut dalam pusaran kehancuran moral dan keadilan. Tentu saja ini membuang semua kesempatan terciptanya masyarakat adil dan makmur seusai cita-cita bangsa yang tertera dalam UUD 45

Maka, Janganlah mencaci-maki sinetron-sinetron tersebut. Karena itu merupakan cerminan kondisi masyarakat kita saat ini. Selagi kita turut ambil bagian dalam jungkir baliknya kebenaran, kita yang menciptakan sinetron murahan itu!

Kalau mau dan mampu, mari teriakkan dan berani menegakkan kebenaran baru boleh protes sama cerita sinetron kita. Bisakah?

_rheyzaurus_


17 Oktober 2011

Ketika Tuhan Menciptakan Indonesia

0 komentar


Suatu hari Tuhan tersenyum puas melihat sebuah planet yang baru saja diciptakan- Nya. Malaikat pun bertanya, “Apa yang baru saja Engkau ciptakan, Tuhan?”. “Lihatlah, Aku baru saja menciptakan sebuah planet biru yang bernama Bumi,” kata Tuhan sambil menambahkan beberapa awan di atas daerah hutan hujan Amazon. Tuhan melanjutkan, “Ini akan menjadi planet yang luar biasa dari yang pernah Aku ciptakan. Di planet baru ini, segalanya akan terjadi secara seimbang”.


Lalu Tuhan menjelaskan kepada malaikat tentang Benua Eropa. Di Eropa sebelah utara, Tuhan menciptakan tanah yang penuh peluang dan menyenangkan seperti Inggris, Skotlandia dan Perancis. Tetapi di daerah itu, Tuhan juga menciptakan hawa dingin yang menusuk tulang.


Di Eropa bagian selatan, Tuhan menciptakan masyarakat yang agak miskin, seperti Spanyol dan Portugal, tetapi banyak sinar matahari dan hangat serta pemandangan eksotis di Selat Gibraltar.


Lalu malaikat menunjuk sebuah kepulauan sambil berseru, “Lalu daerah apakah itu Tuhan?”. “Oh itu Indonesia", Kata Tuhan. "Negara yang sangat kaya dan sangat cantik di planet bumi. Ada jutaan flora dan fauna yang telah Aku ciptakan di sana. Ada jutaan ikan segar di laut yang siap panen. Banyak sinar matahari dan hujan. Penduduknya Ku ciptakan ramah tamah,suka menolong dan berkebudayaan yang beraneka warna. Mereka pekerja keras, siap hidup sederhana dan bersahaja serta mencintai seni.”


Dengan terheran-heran, Malaikat pun protes, “Lho, katanya tadi setiap negara akan diciptakan dengan keseimbangan. Kok Indonesia baik-baik semua. Lalu dimana letak keseimbangannya? “


Tuhan pun menjawab dalam bahasa Inggris, “Wait, until you see the idiots I put in the government.”.


Dan untuk rasa terima kasih, kami pemuda-pemudi Indonesia memberikan penghargaan sebesar-besarnya kepada pejuang yang telah mengorbankan darah dan air mata mereka untuk bangsa yang tidak tahu terima kasih ini.


Sayup-sayup terdengar :




“Indonesia tanah air beta


disana tempat lahir beta,


dibuai dibesarkan bunda,


Tempat berlindung di hari Tua


Hingga nanti menutup mata”





Sumber : HMINEWS.COM

30 September 2011

Remisi untuk Koruptor

0 komentar

Senin, 5 September 2011



ENAK menjadi koruptor di negeri ini. Negara memperlakukan mereka sangat istimewa.


Pertama, hukuman di tingkat banding dan kasasi bukan semakin berat, melainkan malah semakin ringan. Kedua, di dalam penjara pun koruptor masih bisa membeli kemewahan fasilitas. Ketiga, koruptor mendapatkan remisi, pemotongan hukuman, berkali-kali.  Sedikitnya dua kali dalam setahun pemerintah memberi remisi kepada koruptor, yaitu pada saat memperingati Hari Kemerdekaan dan hari besar keagamaan. Penganugerahan remisi itu biasanya dilakukan dalam sebuah upacara resmi dan diliput televisi.


Pada tahun ini, misalnya, dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan, sebanyak 427 narapidana korupsi mendapat remisi dan 19 orang di antaranya langsung bebas. Begitu juga saat memperingati Idul Fitri, sebanyak 243 koruptor mendapat remisi dan delapan di antaranya langsung bebas.


Selain mendapatkan remisi yang sifatnya umum itu, para terpidana korupsi masih bisa mendapat remisi tambahan. Kalau rajin menjadi donor darah empat kali setahun, menjadi ketua kelompok atau pemuka napi, terpidana korupsi bisa memperoleh tambahan remisi satu bulan sepuluh hari.


Fakta tak terbantahkan bahwa tak seorang pun koruptor di Republik ini yang menjalani hukuman penjara secara penuh. Itu pula sebabnya hukuman untuk korupror tidak pernah memberi efek jera.


Suara publik sampai kering mengecam pemberian remisi kepada koruptor yang menafikan efek jera. Akan tetapi, pemerintah menutup telinga. Dengan gagah perkasa, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Patrialis Akbar bahkan beralasan bahwa remisi merupakan hak narapidana, termasuk koruptor.


Tidak hanya itu. Patrialis Akbar mengharapkan pemberian remisi tidak dinilai sebagai kemanjaan bagi narapidana, tetapi harus dipahami dari sisi rasa kemanusiaan. Hal itu memperlihatkan watak pemerintah yang lebih berempati kepada koruptor di balik jeruji besi daripada rakyat yang dimiskinkan koruptor.


Sejauh ini pemerintah mengacu kepada ketentuan umum bahwa siapa yang berkelakuan baik selama di penjara akan mendapatkan remisi. Mestinya, pelaku kejahatan luar biasa seperti koruptor tidak diberi remisi. Korban korupsi ialah publik. Koruptor telah menghancurkan harkat dan martabat bangsa sehingga tidak pantas mendapatkan remisi.


Tidak sulit mengubah aturan remisi koruptor. Tidak perlu mengubah undang-undang, cukup memperbaiki isi Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2006 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. Namun, perkara yang mudah itu menjadi sulit karena pucuk tertinggi pemerintahan tidak memiliki kemauan politik yang hebat untuk memberantas korupsi.



Sumber : Editorial Media Indonesia

Memaknai Idul Fitri

0 komentar

Selasa, 30 Agustus 2011


Seusai berpuasa selama satu bulan penuh dalam suasana Ramadan yang penuh berkah, akhirnya umat Islam di seluruh dunia menyambut Hari Raya Idul Fitri. Perayaan Idul Fitri seperti lazimnya perayaan sebuah pencapaian besar, dirayakan secara meriah dan masif. Perasaan suka cita, kegembiraan, dan kemenangan yang mendominasi perayaan hari ini menjadi klimaks dari perjuangan menahan diri secara fisik, mental, jiwa raga, lahir maupun batin yang dilakukan selama Ramadan.


Idul Fitri pun kemudian dimaknai sebagai hari kemenangan. Kemenangan terhadap hawa nafsu, kemenangan terhadap kekufuran, dan kemenangan terhadap kekerdilan, serta kemenangan terhadap segala sesuatu yang berkonotasi negatif.


Spirit Idul Fitri, karena itu adalah spirit yang dipenuhi energi positif. Setelah sebulan penuh berjuang dan lulus dari ujian berat Ramadan dengan menyingkirkan dan mengalahkan segenap energi negatif, memasuki Idul Fitri energi umat Islam dipenuhi dengan muatan yang serba positif.


Mereka yang lulus dalam ujian Ramadan pun dipersepsikan sebagai pribadi yang telah berhasil mencapai kualitas tertinggi dalam derajat ketakwaan dengan kembali ke fitrah, kembali kepada kesucian dan kedamaian.


Karena itu, Idul Fitri juga menjadi titik awal untuk meneruskan dan mengimplementasikan makna dari kata syawal, yaitu berarti peningkatan. Artinya, sebagai akhir Ramadan, syawal semestinya juga benar-benar dimaknai sebagai momentum perubahan ke arah lebih positif di segala bidang dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.


Nilai-nilai puasa Ramadan yang selama satu bulan ditanamkan dan berhasil diraih, semestinya dapat diterapkan ke dalam 11 bulan lainnya. Puasa yang bermakna menahan diri dari segala hawa nafsu juga hendaknya juga dapat dimanifestasikan dalam perilaku yang lebih bersih, lebih baik, dan lebih beradab.


Perilaku rakus, destruktif, malas, korup, tidak jujur, tidak disiplin, dan tidak bertanggung jawab yang selama ini masih menjadi fenomena paling sulit diberantas di negeri ini, semestinya akan jauh lebih berkurang dalam 11 bulan mendatang.


Idul Fitri adalah juga momentum untuk meningkatkan hubungan horisontal antarsesama. Ia harus menjadi kesempatan bagi peningkatan kohesivitas dan solidaritas sosial. Silaturahmi, saling memaafkan harus dilakukan secara tulus, patut, dan pantas. Artinya, saling memaafkan menjadi sebuah keharusan. Namun, ia tidak boleh meniadakan hukum positif yang berlaku di negeri ini.


Kesalahan harus diusut, hukuman harus diberikan kepada yang terbukti bersalah, kebenaran dan keadilan harus tetap ditegakkan. Karena, bila pelanggaran hukum dibiarkan, ia akan dianggap sebagai kebenaran. Selamat



Idul Fitri 1 Syawal 1432 Hijriah. Mohon maaf lahir dan batin.

22 September 2011

Gunung Sumbing, Pesona Gunung Gersang Yang Tidak Mudah Ditaklukkan

0 komentar

Berawal dari niat dan tekad yang kuat bersama seorang kawan untuk menyelesaikan pendakian "triple S" (Sumbing, Sindhoro, Slamet) di Jawa Tengah, maka diputuskan Gunung Sumbing adalah tujuan pendakian selanjutnya.



Gunung Sumbing merupakan gunung tertinggi kedua di Jawa Tengah dengan ketinggian mencapai 3.371 mdpl dan berhadapan langsung dengan Gunung Sindoro yang sudah pernah saya taklukkan bersama komunitas ALPEN kurang lebih setahun yang lalu.

Gunung ini memiliki tipe strato atau kerucut yang membuatnya terlihat sangat terjal dan sulit untuk didaki. Kondisi puncaknya yang terdiri dari tebing batu cadas dan banyak kawah - kawah kecil yang selalu mengeluarkan asap belerang membuat gunung ini selalu diminati oleh para pendaki dari seluruh pelosok negeri. Apalagi gunung ini termasuk dalam pendakian ‘Triple S’ (Sindoro, Sumbing, dan Slamet). Puncaknya terdiri atas dua puncak, Puncak Buntu, dengan ketinggian 3.362 mdpl dan puncak Kawah, dengan ketinggian 3.371 mdpl.

Untuk mencapai puncak Sumbing kita dapat memilih beberapa alternatif jalur pendakian. Rute Garung (Punggungan Utara), Rute Cepit (Punggungan Timur), dan Rute Kalikajar (Punggungan Barat).Ketiganya memiliki karakteristik dan sarana transportsi yang berbeda. Kemudahan akses transportasinya pun berbeda pula.

Keadaan medan gunung ini sangat gersang di musim kemarau. Kondisinya punggungan gunung juga terbuka dan hampir nyaris dipenuhi oleh ilalang. Sumber air juga susah ditemukan kecuali mata air yang terdapat di ketinggian 2200 M, yaitu di sekitar daerah Genus (jalur lama) atau di Kedung (jalur baru) dan bentuknya telah permanen karena mata air ini juga dipakai untuk keperluan ladang pertanian. Jalur menuju ke puncak setelah ladang pertanian adalah jalur bebatuan. Jalur bebatuan ini dikenal rawan longsor jadi pendaki disarankan berhati-hati melewati jalur ini. Setelah melewati jalur bebatuan ini maka pendaki akan dapat mencapai puncak buntu (3371 M). dari puncak ini pendaki harus mengelilingi jalan setapak untuk dapat turun menuju Kawah Besar Gunung Sumbing. Dari puncak buntu pada pagi hari pendaki dapat melihat megahnya Gunung Sundoro yang terdapat tepat di depan mata dan keindahan Gunung Slamet (3428 M) 110 Km sebelah barat Gunung Sumbing.

Waktu yang dimiliki sebenarnya lebih dari cukup untuk mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari mengumpulkan informasi, persiapan fisik dan mental, persiapan perlengkapan dan perbekalan, sampai dengan menyusun rencana dan manajemen perjalanan. Namun karena sesuatu dan lain hal maka rencana pendakian ini sedikit molor. Hingga hari keberangkatan pun, 4 orang anggota baru ikut bergabung. Andri, Parto, Didit, dan Bahar. Bahkan malam sebelumnya, saudari-saudari saya berencana ikut dalam pendakian. Namun saya tidak berani mengambil resiko tersebut di Gunung Sumbing. Maaf yaa..!



Rencana pendakian ini pun sebenarnya hanya akan ada saya dan wawan (seorang kawan yang sudah cukup berpengalaman menaklukan beberapa gunung a.l :Merapi, Merbabu, dan Lawu), serta iki (yang terobsesi menjadi seorang pendaki profesional dan pernah menaklukkan Lawu bersama saya. Hanya kami berdua). Karena banyak pertimbangan, iki tidak bisa ikut dalam ekspedisi kali ini.


Singkat cerita, akhirnya berangkatlah kami ber-enam menuju basecamp Gunung Sumbing yang terletak di Desa Butuh, Dusun Garung, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Rute Garung merupakan salah satu dari 3 rute pendakian menuju puncak Sumbing  yang paling banyak diminati oleh para pendaki karena jalur ini banyak petunjuk dan keamanan medannya lebih terjamin serta waktu tempuhnya lebih cepat dibandingkan dengan jalur lain.



Basecamp di dusun Garung – Desa Butuh ini merupakan entry point atau desa terakhir menuju jalur pendakian. Di rute ini terdapat 2 jalur pendakian yaitu Jalur Lama dan Jalur Baru. Sebenarnya tidak ada perbedaan yang khusus mengenai kedua jalur ini hanya arah dan sudut pendakiannya saja yang sedikit berbeda. Jika menggunakan jalur lama maka akan terasa sangat berat karena pendaki akan menemukan medan pendakian yang berkemiringan sekitar 70 derajat, sehingga pada saat turun hujan akan sangat berbahaya untuk didaki. Berbeda dengan jalur baru yang terletak di sebelah barat jalur lama, medan pendakian tidak seberat jalur lama hanya ketika menggunakan jalur ini pendaki akan banyak melewati daerah perbukitan kecil sehingga akan lebih lama untuk mencapai puncak.

Setelah sampai di basecamp kami melapor kepada penanggung-jawab sekaligus registrasi ijin pendakian ke Gunung Sumbing. Di basecamp ini kita bisa bermalam dan memesan menu yang tersedia sebagai pengganjal perut sebelum mulai mendaki. Untuk kebutuhan air sebaiknya dipersiapkan di basecamp ini, karena selama perjalanan ke puncak mata air susah untuk dicari. Registrasinya cukup sederhana, kami hanya diminta menulis daftar nama rombongan dan membayar Rp. 3.000/orang.


 


Here We Go..!


Setelah kami mengurus administrasi, tidak lupa saya menyuruh kawan-kawan yang belum pernah mendaki melakukan peregangan otot untuk menghindari cidera-cidera yang tidak perlu sekaligus mengisi botol-botol air yang masih kosong.


Istirahat sebentar kemudian berdoa. Amin…!!! Waktu menunjukkan pukul 16.45 WIB dan cuacanya cerah. Kami mengambil rute jalur baru yang terletak di sebelah barat dusun. Jalur ini jika mendaki terasa lebih mudah dibandingkan dengan jalur lama. Tapi ketika turun gunung lebih baik melewati jalur lama. Kelompok dibagi menjadi 2. Saya, Andri, dan Didit dengan saya sebagai penanggung-jawab. Sedangkan kelompok lainnya ada Wawan, Bahar, dan parto. Wawan sebagai penanggung-jawab mereka. Kami diberikan sebuah peta yang sangat bermanfaat bagi kami.



KM 1 :   Jalan menuju batas hutan berupa jalanan aspal dengan tanjakan panjang. Di kanan kirinya terdapat rumah-rumah penduduk dan ladang-ladang. Dalam hati saya berdoa, semoga tidak terjadi apa-apa kepada kami karena pengalaman yang masih sangat terbatas apalagi di gunung yang konon katanya tidak mudah menggapai puncaknya plus miskin vegetasi alias gersang. Perjalanan awal menuju pos 1 ini terasa tidak begitu sulit karena masih merupakan jalan dusun dan hanya terdapat beberapa tanjakan yang tidak begitu berarti.


Di sepanjang perjalanan kami banyak bertemu dengan penduduk yang berjalan berlawanan arah dengan kami, mereka membawa kayu bakar kering dan bongkahan rumput. Kebanyakan dari mereka sudah berusia senja, namun semangat dan perjuangannya seakan mengalahkan kami yang muda-muda.


KM 2 :   Hampir satu setengah jam kami berjalan, pemandangan belum jauh berbeda dan matahari kian turun ke peraduannya. Kami melewati Pos 1 sambil istirahat sebentar menunggu kawan-kawan yang tertinggal di belakang. Maklum Bahar yang bertubuh gempal dan Parto yang smoke addict mungkin kaget dengan kondisi jalan yang mulai menanjak yang terdiri dari tanah liat dan berpasir. 2 botol minuman dihabiskan oleh mereka. Hhha…


Perjalanan dilanjutkan kembali menuju Pos II Gatakan. Di peta letak Pos II tidak begitu jauh sekitar 3 km dan waktu tempuh sekitar 1 jam. Setelah perjalanan yang cukup jauh dan -menurut insting saya- akan segera sampai di Pos II, kami menemui pertigaan. Lurus dan Kiri. Saat-saat seperti inilah seorang pemimpin harus bisa mengambil keputusan.


Saya memutuskan mengambil rute sebelah kiri yang ternyata adalah rute yang salah karena rute ini hanya digunakan oleh para petani untuk mengambil rumput sebagai pakan ternak mereka. Jalur ini memotong punggungan bukit dan semakin sempit, melewati sungai dengan aliran yang kecil, serta vegetasi yang semakin rapat dan tinggi. Lebih parahnya lagi beberapa kawan sempat panik, saya pun menghubungi petugas basecamp. Ide dari petugas menyuruh kami memutar balik menuju pertigaan tadi tapi saya memutuskan untuk tetap berada pada jalur ini. Lucunya, sekitar 10 meter kemudian kami menemui pertigaan yang terletak di KM III Jalur Lama.


KM III Jalur Lama :  Jalur pendakian sudah semakin menanjak dengan sudut kemiringan 45 derajat lebih. Kondisi jalan tanah liat dan berpasir sehingga seringkali kami tergelincir ke bawah walaupun kami masih sering menjumpai beberapa bonus (jalan rata, istilah). KM III dikenal dengan nama Malim. Disini juga merupakan kawasan bosweisen atau perbatasan antara hutan dan ladang penduduk. Sebenarnya memotong jalur di KM III ini kami seperti turun beberapa meter kebawah dari jalur sebelumnya.


KM IV (Genus) :      Kondisi jalan tidak jauh berbeda dengan sebelumnya hanya saja vegetasi di kawasan ini semakin rapat dan banyak pepohonan yang tinggi. Pendaki juga harus berhati-hati karena jalur berada di pinggiran jurang apalagi mendaki pada malam hari seperti kami. Tim sudah sangat kelelahan dan waktu sekitar pukul 10 malam.


Di jalur ini terdapat beberapa pertigaan yang kami kira adalah pertigaan Pestan (peken setan/pasar setan) yaitu pertemuan jalur lama dan baru. Karena kami semua takut “terjadi apa-apa”, kami sudah mulai diam dan tegang, saya sudah mencoba segala macam doa entah dengan yang lainnya. Mental kami sedang teruji apalagi kelelahan plus kelaparan sudah sangat membebani kami. Ternyata kita belum melewati pasar setan. Hufff… sedikit lega.


Kami melewati pertigaan engkol-engkolan yang kondisinya tidak terlalu menanjak tapi tetap harus hati-hati karena jalannya yang berpasir sehingga seringkali tergelincir. Kami beristirahat sebentar dan bertemu dengan pendaki dari wonosobo yang sedang bermalam disana. Sempat menanyakan rute kemudian kami melanjutkan perjalanan.


KM V (Seduplak Roto) :      Jalur pendakian menanjak kembali. Kali ini sudut kemiringan sudah sangat tinggi dan seringkali kami tergelincir. Kondisi jalan masih sama namun sejauh mata memandang ilalang sangat mendominasi kawasan ini. Karena sebagian anggota tim sudah sangat kelelahan, kami memutuskan untuk bermalam disini walaupun sempat terjadi sedikit perdebatan antara saya dan wawan. Saya hanya tidak ingin mengambil resiko dengan kawan-kawan yang baru pertama kali mendaki. Waktu menunjukkan pukul 23.20 WIB dan posisi kami berada pada ketinggian sekitar 2.350 mdpl. Bayang-bayang Sindhoro yang berdiri tegak di depan kami menambah indahnya langit pada malam itu dengan kondisi yang sangat cerah namun dingin dan berangin.




Kami mendirikan tenda dan segera mengisi perut yang sudah sangat memberontak sedari tadi. Wawan sebagai koki segera memainkan perannya. Hhha…




“Ahh.. apapun makanannya kalau diatas gunung dan di dalam pelukan alam semua terasa begitu nikmat”. Manusia itu jika sedang dalam kesulitan dan beban yang sama akan terasa damai dan bersatu. Semua menjadi satu. Satu lagi pelajaran hidup bagi saya.



Selesai makan kami segera beristirahat karena rencananya kami akan melakukan summit attack pukul 06.00 WIB.


 



To Be Continued…

14 September 2011

My Bucket List

0 komentar

Setiap orang punya hak mewarnai hidupnya sendiri. Termasuk saya tentunya yang tidak ingin masa muda saya lewat begitu saja. Tanpa warna.  Tanpa rasa. Tanpa kepuasan batin.


Terlalu banyak hal-hal besar yang ingin saya capai dan lakukan yang tidak ingin saya lewatkan begitu saja. Bukan karena saya egois. Tapi lebih karena saya ingin meninggalkan sebanyak mungkin jejak monumental dan pengalaman selama saya masih bisa terbang, bebas, dan merdeka. Apalagi saya sekarang berada di sebuah kota yang kehidupan budayanya masih sangat kental namun "majemuk", dan berada di pulau yang merupakan pusat pemerintahan republik ini.


Saya selalu mengingat sebuat kalimat dari sahabat saya, sangat sederhana namun banyak arti. "Ini Jawa Pace!".


Kalimat ini seolah-olah sindiran bagi saya, mahasiswa perantau. Bagaimana memanfaatkan waktu sebanyak-banyak mungkin menggali wawasan, memperbanyak pengalaman hidup, dan menambah sahabat-sahabat baru. Ditambah lagi umur yang belum mencapai seperempat abad dan belum berkeluarga membuat saya semakin bersemangat untuk melanglang buana ke tempat-tempat yang saya sukai di seluruh penjuru tanah air.


Sebuah kerugian menurut saya, kita sebagai masyarakat Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang tidak terhingga tapi tidak pernah mengenal budaya dari daerah-daerah lain. Bersosialisasi dengan orang-orang yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Merasakan pahit manisnya orang-orang yang kurang beruntung dibandingkan kita.


Karena besarnya keinginan mendapatkan pengalaman baru, saya mencatat semua hal-hal yang ingin saya lakukan. Sesuatu yang baru. Sesuatu yang mendobrak sistem. Sesuatu yang kebanyakan orang tidak mau memimpikannya apalagi melakukannya.


Yupp... saya terinspirasi dari film "THE BUCKET LIST" yang dibintangi MORGAN FREEMAN dan JACK NICHOLSON. Karena saya tidak ingin hidup saya datar-datar saja kayak TV flat terus tidak berwarna lagi. Hhhe..


"Buatlah sesuatu yang baru setiap hari. Jangan sampai stagnansi!"


Kalimat dari saya sendiri. Hhe..


-rheyzaurus-

Merakyat dengan Kereta Api Kelas Ekonomi

0 komentar

Kehidupan nyata yang sangat sesak untuk dilalui. Hmm..!



Salah satu alat transportasi rakyat yang sangat ekonomis, dan banyak perasaan yang menjadi candu disana. Sebuah candu akibat adanya interaksi sosial yang humanis, dan mengkultur dalam jiwa manusia asli Indonesia.


Manusia indonesia identik dengan ramah tamah, senyuman, dan  gotong royongnya. Mungkin inilah salah satu alasan PT. KAI untuk membangun sebuah alat transportasi umum yakni kereta api kelas ekonomi. Entah dari yang namanya Sri Tanjung, Logawa, Kahuripan, Bengawan, Progo, Matarmaja, dan lain-lain. Seluruh rel di daratan Jawa dari ujung Merak Banten sampai Banyuwangi nun jauh sana sudah pasti habis dilalui oleh KA jenis ini .


Banyak ciri khas yang bias kita lihat, paling gampang dari tata cara penjual yang silih berganti masuk KA mondar-mandir tanpa lelah menjajakan barangnya.


“Saya jualan sudah 40 tahun mas, dari jam 5 sampai dagangan saya habis.. anak saya 4, cucu saya 10.”, kisah seorang ibu sambil membasuh keringatnya.


“Yahh.. begini ini kereta rakyat!”, menurut seorang ibu yang membawa 3 orang anaknya yang masih kecil dan tidak mendapatkan tempat duduk.


“Duh pak, sabar toh yooo..!!! wes sesek iki!”, teriak seorang penjual kepada bapak-bapak yang buru-buru masuk mencari bangku yang kosong.


“Maap mas!”, kata-kata yang sering terlontar di kereta ini.


“…”, diam adalah cara yang sering digunakan bagi sebagian penumpang.


Tak sedikit pun candaan yang terlontar dari isi kereta.


“Mijon…mijon…mijon…mijon”, kental aksen asli pribumi yang seperti rumit mengeluarkan huruf “Z”.


“Kopi..Pop Mie…Popi..Kop Mie…”, teriak para pedagang menjajakan dagangannya.


“ewerrr…ewer..eweerr...eweerr…awwww!!!”, nyanyi seorang banci membangunkan beberapa penumpang dalam gerbong.


Tidak sedikit pula yang merasa cemas jika menaiki kereta ekonomi ini. Termasuk saya yang belum begitu lama menggunakan jenis transportasi ini. Dengan banyaknya orang yang keluar masuk di stasiun setiap kota hampir bisa dikatakan tidak ada kenyamanan disana. Bohong  kalo ada yang berbicara kereta ekonomi nyaman buat kita. Pengamen bernyanyi seenaknya dengan tampang gaharnya, Pedagang yang memberikan dagangannya kepada kita seenaknya meskipun kita sedang terlelap, Perokok yang seenaknya mongotori udara pengap dalam kereta, dan terlebih lagi fasilitas kamar kecil yang jauh dari standar operasional per-kamarmandi-an.


KA Ekonomi…memang begitu…untuk mereka yang berkelas ekonomi dan memilih jalur hidup ekonomis, atau mungkin karena nasib yang membuat mereka menjadi orang yang ekonomis. Tidak apalah, setidaknya kami para manusia ekonomis berkendaraan dengan halal.


Di dalam KA Ekonomi kita tidak akan menemukan kehausan, karena penjaja air mineral silih bergantian, begitu juga penjaja kopi…tak mau kalah. Bahkan para pekerja PT. KAI pun ikut menawarkan dagangannya.


Tapi sungguh merakyat kereta ini, kita tidak pernah berkenalan tetapi satu sama lain saling bercerita, saling mengisi waktu dan berbagi pengalaman. Mau coba tidur nyenyak di KA Ekonomi? Beli saja koran seribu atau gelar karpet di jalan kabin, kemudian tidurlah yang tenang. Akan sangat tidak tenang ketika ada yang menginjak kaki atau kepala anda di setiap stasiun. Hhhee…


Ironis memang..! Negeri kita ini sudah 64 tahun merdeka tetapi masih seperti ini alat transportasinya. But it’s not problem… karena kereta ini akan membawa kita berlama-lama menikmati keindahan nusantara Indonesia. Karena kereta ini dapat berhenti di setiap kota yang di laluinya. Melaju dengan kencang menembus waktu dan udara yang segar. Melihat berbagai jenis sikap manusia dalam menjalani harinya. Dan terutamanya lagi mendapatkan berbagai pengalaman yang tidak pernah kita temui di hari yang lain.


Yuk…! ber-Kereta Kelas Api Ekonomi, jangan takut…berikut tipsnya :


1. Siapkan uang receh yang banyak soalnya banyak makanan murah yang unik dan enak dan mudah-mudahan sehat di masing-masing kota.


2. Supaya aman, tas yang berat taruh di atas dan jangan melepaskan pengawasan. Tas berisi barang berharga seperti HP dan dompet lebih baik selalu dibawa. Jangan sekalipun berlebihan membawa barang berharga. Para copet akan sangat girang.


3. Siapkan air yang cukup untuk keperluan sendiri. Kalian akan tahu manfaatnya jika ke kamar kecil.


4. Kalau sedang melakukan perjalanan sendiri lebih baik pilih tempat duduk yang dekat ibu-ibu atau bapak-bapak. Kalo rame-rame pasti aman.


5. Siapkan segala cerita dan pengalaman karena sewaktu-waktu bisa berguna untuk cerita ke tetangga sebelah tempat duduk kalian.


6. Paling penting ya di bawa santai saja, resiko jadi orang ekonomis.




_rheyzaurus guevara_

24 Januari 2011

6 Tempat Eksotis Yang Ingin Saya Kunjungi

0 komentar
Pulau Bali
Bagi saya trip ke Bali adalah sebuah keharusan dan merupakan impian yang belum pernah terwujud setelah datang ke kota pelajar ini 4 tahun yang lalu. Sebenarnya sudah 2 kali saya berkeinginan kesana tapi tetap saja tidak pernah kesampaian.. Hhe..

Menurut saya Pulau Dewata memiliki taste yang unik. Teriknya panas matahari di pantai kuta, hiruk pikuk wisatawan yang lalu lalang di poppies lane, serta sudut-sudut kota yang berkarakter, seakan menunjukkan betapa kuatnya budaya yang mengakar di setiap sendi kehidupan masyarakatnya.

Beberapa lokasi tujuan wisata eksotis di pulau bali :   


Pantai Kuta


Pantai ini sebenarnya biasa saja, tapi karena disini terletak sebagian besar penginapan murah, serta pusat perbelanjaan menjadikan pantai Kuta sebagai pusat keramaian. Belum lagi dengan indahnya sunset yang sangat memanjakan mata kita.

Pura Uluwatu

Pada saat matahari terbenam tempat ini akan sangat mempesona ditambah lagi dengan suguhan tarian kecak. Tidak jarang tempat ini sering digunakan bagi mereka yang mengucapkan ikrar sehidup semati dalam ikatan perkawinan.


Pantai Dreamland

Pantai ini dikelilingi oleh tebing-tebing yang menjulang tinggi. Laut di kawasan ini memiliki ombak yang besar dan tinggi sehingga sering digunakan para peselancar untuk menjajal kemampuannya. Menyaksikan sunset di tempat ini pasti akan sangat menawan.


Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana
 


Salah satu mahakarya anak negeri, I Nyoman Nuarta. Terletak diatas dataran tinggi batu kapur dengan latar belakang alami serta panorama yang sangat mengagumkan. Taman budaya ini sering dijadikan tempat pertunjukan atau perhelatan akbar. Pada malam hari sering diadakan tari Barong atau tari Kecak yang semakin menambah keagungan taman budaya ini.

Pantai Sanur

 Menikmati Sunrise dan udara pagi di tempat ini akan menambah rasa syukur kita atas indahnya panorama alam yang telah diberikan kepada kita.

Ubud


 Suasana tenang dan sejuk di tempat ini masih sangat kental dengan nuansa Bali-nya. Sepanjang perjalanan kita akan dimanjakan oleh hijaunya sawah-sawah dengan subak-nya yang memukau. Monkey Forest terletak di tempat ini.



Raja Ampat Papua

Sebenarnya trip ke Papua ini adalah salah satu obsesi yang baru saja muncul di benak saya. Keindahan pantai serta gugusan pulau-pulau kecil yang kaya akan biota laut dan terumbu karang semakin membuat saya berdecak kagum ketika membacanya di majalah ataupun browsing dari internet.

Raja Ampat adalah pecahan Kabupaten Sorong dan terletak di perairan “Kepala Burung” pulau Papua. Bagi pencinta wisata pesisir dan bawah air yang fanatik, Raja Ampat sangat dikenal bahkan dinilai terbaik di dunia untuk kualitas terumbu karangnya. Pulau dengan laut yang didominasi warna biru, hijau, dan putih ini semakin membuat mata para wisatawan dimanjakan. Warna-warna itu muncul karena pengaruh dari hamparan terumbu karang di dasar laut yang dangkal maupun dalam.

Papua Diving, satu-satunya resort eksotis yang menawarkan wisata bawah laut di kawasan ini. Penginapan sederhana yang hanya berdinding dan beratap anyaman daun kelapa itu bertarif minimal 75 euro atau Rp 900.000 semalam. Jika ingin menyelam harus membayar 30 euro atau sekitar Rp 360.000 sekali menyelam pada satu lokasi tertentu. Kebanyakan wisatawan datang dari Eropa.



Kepulauan Bangka-Belitung


Film Laskar Pelangi bukan hanya menyajikan cerita yang memesona, namun juga pesona Pantai Tanjung Tinggi yang menjadi bagian setting kisah tersebut. Pantai yang berlokasi di Dusun Tanjung Tinggi, Desa Keciput, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung, itu memiliki kekhasan yang tidak ditemukan di objek-objek wisata pantai lainnya. Masyarakat setempat menyebut pantai tersebut dengan nama Pantai Bilik.

Yang membedakan Pantai Tanjung Tinggi dengan pantai-pantai pada umumnya adalah batuan granit raksasa yang seakan menancap di pasir putih nan halus. Batu-batu permukaan licin itu tampak kukuh dan gagah.

Tidak hanya pemandangan yang eksotis, Pantai Tanjung Tinggi juga menyajikan atraksi lain. Antara lain, diving (menyelam) dengan pemandangan alam bawah laut yang masih ''perawan'' dan bahkan bahkan bisa di lihat dari atas permukaan air laut, jet ski, dan wisata atau olahraga bahari lainnya.

Perairan Pantai Tanjung Tinggi juga menyajikan pulau-pulau kecil dengan pesona wisata yang tidak kalah menariknya di antaranya adalah Tanjung Kelayang, Pulau Burung, dan Pulau Lengkuas. Di pulau terakhir itu masih berdiri kukuh mercusuar peninggalan zaman kolonial Belanda. Jika berkunjung pada bulan September, kita dapat menyaksikan atraksi budaya Buang Jong. Tradisi tahunan itu bermakna selamatan laut yang dilakukan nelayan setempat. Selain itu pemerintah Bangka juga saat ini mengadakan wisata Laskar Pelangi.

Memang pulau Bangka Belitung ini lebih terkenal dengan wisata pantainya yang indah. Itulah salah satu alasan mengapa saya ingin kesana.




Pulau Lombok 
Nuansa bening keindahan dan eksotisme pulau Lombok memang selalu mampir di pikiran saya untuk dikunjungi. Awal mula saya ingin ke pulau ini karena sering mendengar cerita dari teman-teman yang sudah pernah kesana ataupun tinggal disana, dan terkadang sering melihat dari beberapa foto di internet. Saya sangat penasaran dengan eksotisnya pantai-pantai di pulau ini sehingga saya pun berkeinginan untuk melakukan backpacker kesana satu waktu nanti.

Beberapa tujuan wisata menarik di Pulau Lombok : 
Pantai Tanjung Aan  
 


Gili Trawangan
 

Gunung Rinjani

Rinjani memiliki panaroma yang bisa dibilang paling bagus di antara gunung-gunung di Indonesia. Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari penduduk lokal, sampai mahasiswa pecinta alam. Suhu udara rata-rata sekitar 20°C; terendah 12°C. Angin kencang di puncak biasa terjadi di bulan Agustus.




Pulau Karimun Jawa

Pulau ini terletak di ujung utara pulau Jawa, dengan kota Jepara sebagai starting point-nya. Terdapat beberapa lokasi yang sangat recommended untuk dikunjungi.

a. Tepi Pantai Karimun Jawa, menikmati sunset dan ditemani angin yang berhembus kencang serta segarnya kelapa muda.

b. Pulau Menjangan Kecil, merupakan kawasan hard coral yang membentang sekitar 800 meter dengan kedalaman 5 meter. Kawasan ini sangat cocok untuk menikmati indahnya pemandangan alam bawah laut kawasan Karimun Jawa.

c. Pulau Menjangan Besar, di kawasan ini terdapat penyu yang berusia 150 tahun dan hiu sirip coklat yang sangat bersahabat.

d. Tanjung Gelam, merupakan kawasan hard coral tempat ikan Nemo (clown fish) berkembang biak. Kawasan ini juga cocok untuk snorkling.

e. Dermaga Karimun Jawa, merupakan tempat yang unik menikmati sunset karena kita dapat menikmatinya dari atas-atas kapal nelayan.



Backpacker ke Buol
Untuk yang satu ini merupakan proyek jangka panjang setelah saya wisuda. nanti. Amienn.












Hemmm… ini beberapa daftar tempat yang ingin saya kunjungi yang ada di benak. List-list ini pun saya yakin akan bertambah. Karena Indonesia ini negara kepulauan yang sangat kaya keindahan alamnya. Membuat saya bangga tinggal di negeri Nusantara, Indonesia.