27 Mei 2011

Persiapan Umum Mendaki Gunung

Bagi sebagian orang, mendaki gunung adalah kegiatan yang tidak berguna. Selain kedinginan dan kelelahan, risiko yang bakal dihadapi juga cukup besar. Banyak cerita para pendaki gunung yang tewas karena berbagai hal misalnya jatuh ke dalam jurang, mati kedinginan, ataupun tersesat.


Namun bagi para petualang gunung, aktivitas ini sangat menyenangkan karena bisa berjalan menusuri rimba, melewati jurang yang terjal, dan mendaki bukit dengan ditemani pemandangan alam yang tidak biasa.


Sebelum melakukan pendakian sejumlah persiapan dilakukan dengan sebaik-baiknya. Perbekalan, perlengkapan, dan yang penting adalah badan yang sehat.


Persiapan Pendakian


Mendaki gunung memerlukan sebuah persiapan khusus, baik teknis maupun fisik. Sebab jika tidak, maka bisa jadi pendakian akan mengalami hambatan-hambatan dan hal yang paling tidak diinginkan lainnya. Berikut persiapan umum yang harus dipatuhi oleh seorang pendaki sebelum mulai pendakian.




  1. Membawa alat navigasi berupa peta lokasi pendakian, peta, altimeter (Alat pengukur ketinggian suatu tempat dari permukaan laut), atau kompas. Untuk itu, seorang pendaki harus paham bagaimana membaca peta dan melakukan orientasi dan jangan sekali-sekali mendaki bila dalam rombongan tidak ada yang berpengalaman mendaki dan berpengetahuan mendalam tentang navigasi.

  2. Pastikan kondisi tubuh sehat dan kuat. Berolahragalah seperti lari atau berenang secara rutin sebelum mendaki.

  3. Bawalah peralatan pendakian yang sesuai. Misalnya jaket anti air atau ponco, pisahkan pakaian untuk berkemah yang selalu harus kering dengan baju perjalanan, sepatu karet atau boot (jangan bersendal), senter dan baterai secukupnya, tenda, kantung tidur, matras.

  4. Hitunglah lama perjalanan untuk menyesuaikan kebutuhan logistik. Berapa banyak harus membawa beras, bahan bakar, lauk pauk, dan piring serta gelas. Bawalah wadah air yang harus selalu terisi sepanjang perjalanan.

  5. Bawalah peralatan medis, seperti obat merah, perban, dan obat-obat khusus bagi penderita penyakit tertentu.

  6. Jangan malu untuk belajar dan bertanya pada kelompok-kelompok pencinta alam yang ditemui dalam perjalanan pendakian.

  7. Ukurlah kemampuan diri. Bila tidak sanggup meneruskan perjalanan, jangan ragu untuk kembali pulang.


Berikut perlengkapan atau bekal yang harus dibawa saat pendakian.

  • Carrier. Digunakan untuk menampung seluruh perbekalan dan peralatan pendakian.

  • Matras. Fungsinya sebagai alas pada saat beristirahat. Bisa juga digunakan sebagai pelapis dalam, agar carrier terlihat lebih rapi dan nyaman digunakan.

  • Ponco/Jas hujan. Alat ini sangat diperlukan terutama untuk antisipasi jika turun hujan saat pendakian. Sebab seringkali cuaca di gunung kurang bersahabat dan susah ditebak.

  • Kompor Portable, Digunakan untuk memasak logistik yang tersedia selama pendakian

  • Doom/Tenda. Digunakan pendaki yang hendak beristirahat dalam waktu yang cukup lama agar bisa melindungi para pendaki saat terjadi hujan atau angin kencang.

  • Sleeping Bag/kantung tidur. Alat ini berfungsi untuk menyelimuti pendaki saat tidur di gunung agar terhindar dari dinginnya cuaca pegunungan.

  • Alat penerangan, seperti senter, batere cadangan, atau lampu badai. Dengan adanya alat penerangan yang memadai, maka kegiatan mendaki di malam hari bisa berjalan dengan lancar.

  • Topi, sarung tangan, kaos kaki tebal, dan sepatu khusus (biasanya dari sol agar mudah menapak dan cengkramanya lebih kuat).

  • Pakaian hangat seperti jaket, kaus lengan panjang dan celana panjang kasual dengan bahan yang kuat dan nyaman pakai.

  • Alat-alat P3K, suplemen makanan, makanan instan/kalengan, dan minuman mineral. Ketersediaan makanan yang cukup akan mampu memberikan energi yang cukup pula saat mendaki.

  • Golok tebas, pisau lipat, dan teropong.

  • Alat dokumentasi (kamera atau handycam) agar kegiatan pendakian dapat terekam dan tentunya menambah keasyikan tersendiri.


[gallery orderby="rand"]


Kesiapan Mental


Mental dalam hal ini sangat berpengaruh, karena jika mental baik, maka fisik pun akan baik juga, tetapi bisa saja terjadi sebaliknya. Untuk mengetahui keadaan mental seseorang dalam kondisi baik atau tidak memang tidak mudah. Tentunya yang lebih memahami keadaan mental ini adalah diri kita sendiri. Kesiapan mental secara pribadi akan sangat berpengaruh pada kondisi tim. Jika kesiapan mental tidak dalam kondisi fit alangkah baiknya jika tidak memaksakan diri.


Kesiapan Fisik


Beberapa latihan fisik yang perlu kita lakukan, contohnya : Stretching/perenggangan, jogging, sit-up, push-up dan pull-up. Latihan ini dimaksudkan agar kelenturan dan peregangan tubuh kita dapat terlatih dan terbiasa. Disarankan frekuensi latihan dan lama waktu semakin ditingkatkan setiap hari tetapi harus sesuai dengan batas toleransi ketahanan tubuh kita.


Kesiapan Administrasi


Mempersiapkan seluruh prosedur yang dibutuhkan untuk perijinan memasuki kawasan yang akan dituju.


Kesiapan Ketrampilan dan Pengetahuan


Pengetahuan untuk dapat hidup di alam bebas. Kemampuan minimal yang perlu bagi pendaki adalah pengetahuan tentang navigasi darat, survival serta EMC (emergency medical care) praktis.




"Mendaki gunung sangat paralel dengan aspek kehidupan lain dan itulah alasan mengapa kita bisa belajar banyak darinya. Selalu ada alasan mengapa orang suci selalu pergi ke gunung untuk menemukan makna hidup.


Dan pengalaman saya di gunung telah mengajarkan saya sebuah cara unik untuk menghadapi apa yang dilemparkan kehidupan kepada saya"


GARY P. SCOT


Pendaki Everest, dan pendaki tercepat Gg. McKinley Alaska


0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Meninggalkan Komentar