Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

14 September 2011

JOGJAKARTA

0 komentar


Jogja mengajarkan kami banyak hal…

Tentang mimpi...

Kebersamaan…

Dan Cinta…

Kebersamaan kami melahirkan persaudaraan yang tak dibatasi oleh pertalian darah.

Perbedaan itu pasti ada, cek-cok itu pernah ada

Tapi semua bisa diselesaikan atas nama persaudaraan…

Disini Kami melebur menjadi satu ..

Tak peduli apa dan bagaimana latar belakang kami..!

Mimpi kami bukan sesuatu yang  mudah untuk diwujudkan…

Tapi tidak mustahil untuk menjadi kenyataan

Di pundak kami ada tanggung jawab yang harus di tunaikan..

Janji pada diri sendiri yang harus diwujudkan..

Meskipun harus jatuh bangun,

perlahan-lahan kami bangkit mewujudkannya…

Senyum dimata mereka dan kepuasan dalam diri, menjadi harga yang sebanding untuk

setiap usaha…

kerja keras…

dan kucuran keringat kami…

Refreshing itu perlu untuk menghilangkan kepenatan..

Tapi jalan-jalan kami bukan jalan-jalan biasa..

Yang pasti jalan-jalan kami menghasilkan sesuatu yang lebih berharga…

Yaitu PENGALAMAN!!!

-sebuah persembahan dari sahabat saya nita_olet-

10 Juni 2011

Air Mataku Bukan Untuk Negeriku

0 komentar
Air Mataku Bukan Untuk Negeriku…!
tetapi untuk bapak si pedagang kerupuk
yang berjalan tanpa alas kaki dan pakaian usangnya
Padahal disana penguasa negeriku
pameran kilatan sepatu
Dalam selimut kayu berukir
tumpukan batik licin hanya memberi makan rayap

 

Air Mataku Bukan Untuk Negeriku…!
tetapi untuk memandikan jenazah si miskin
yang menggadai nyawanya di ranjang putih
untuk saudaraku yang busung lapar di kerajaannya sendiri
yang terisolasi karena hartanya dirampas

 

Air Mataku Bukan Untuk Negeriku…!
sebab air mataku telah terkuras
untuk memberi minum adik-adik kecil
perempatan jalanyang menggantungkan hidupnya
pada tutup botol berkayu
serta kantongan plastik bekas gorengan


 

Air Mataku Bukan Untuk Negeriku…!
Karena kini monster-monster berdasi telah menyihirnya
menjadi sangkar nenek sihir dan sarang penyamun
meski kini usianya beranjak menua


 

Dia juga semakin tergadai
menjadi rebutan dalam bursa kuasa
menjadikan pemimpinku layaknya boneka
pajangan etalase kapitalis-kapitalis rakus
berbagai musibahmelanda, bukannya istighfar
malah menjandikannya ladang koruptor

 

Sekarang titik-titik air mataku yang masih tersisa
-sekali lagi- bukan untuk negeriku…!
tak ada lagi yang tersisa
untuk aku meratapi negeriku
karena aku terlalu lama menunggu
menunggu…dan bosan…!

menunggu…dan muak…!

 

Namun nuraniku berbisik
menangislah untuknya!

01 Juni 2011

Rheyzaurus - Aku Hanya Bisa Diam

0 komentar
Dalam ruang yang putih ini
Diantara puluhan kursi - kursi yang telah usang
Kudekap diriku dan pikiranku
Bersandar pada dinding - dinding kotor dan kusam
Mencoba agar logikaku mampu memahaminya dan aku hanya bisa terdiam..

Dia berdiri disana
Seringkali bercerita tentang apa yang kita yakini
Seringkali pula dia bercerita tentang kesombongannya
Entah apa yang ada dipikirannya
Tak mampu aku memahaminya

Sombong, angkuh, penuh dendam...
Aku menilainya seperti itu..
Persetan dengan yang lain..
Pembual, kolot, dan keras kepala pun
Sempat kusandangkan padanya
Ketika aku begitu benci... Ketika aku diam..

Orang tua dengan separuh nafasnya
Begitu bangganya dia akan hidupnya
Seolah - olah dia miliki semuanya
Seolah - olah pahamnya-lah yang sempurna
Seolah - olah langit dan bumi diturunkan untuknya

Apa yang ada dipikiranmu...???

Aku hanya akan terus diam
Menutup erat - erat pikiranku dalam ruang ini
Agar tak sama denganmu meskipun keyakinan kita sama
Tapi...
Dan aku masih tak mampu memahamimu..

 

_rheyzaurus_

14 Mei 2011

Soe Hok Gie - Hidup Adalah Pilihan

0 komentar

Hidup
Adalah
Pilihan


Berjuang?
Atau sekadar
Diam,
Tidur,
dan menunggu pagi..?!


Ironis
Ternyata kita egois….


[ Surabaya, Agustus pertengahan]

Rheyzaurus - Sepiku

0 komentar
Malam ini aku kembali terdiam sendiri di sini
Termakan kembali oleh sunyinya malam ini
Dan akupun kembali hanya sendiri dan sendiri
Tak ada kawan di sini kecuali sepi yang menemani
Malam ini sepi kembali melanda dan menyerangku
Mengusik dan mengganggu ketenangan hati dan bathin
Terus mengusik dan mengusik ketenangan
Mengingat kembali pada semua kenangan
Dan mendatangkan rasa kesepian

Soe Hok Gie - Sebuah Tanya

0 komentar

“Akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
Memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
Sambil membenarkan letak leher kemejaku”


(Kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi.
Kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)


“Apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”


(Lampu-lampu berkelipan di Jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. Kau dan aku berbicara. Tanpa kata… tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti Jakarta kita)


“Apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”


(Haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. Wajah-wajah yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. Seperti kabut pagi itu)


“Manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”


 

21 Maret 2011

Rheyzaurus - Jejak Langkah

0 komentar
Setapak,
Kakiku tergerak maju ke depan..
Satu,
Dua,
Tapi terjatuh,,Bangkitlah ia,,
Dengan gemetar, kuangkat lagi si kaki,
Satu,
Dua,
Dan dia terjatuh lagi..

Begitu terus kuulangi..
Lagi dan lagi..
Hanya jejak yang terekam permukaan di tanah..

*untuk kawan yang bersama mencari mimpi di kota ini



Taufik Ismail - Bila Kutitipkan

0 komentar
Bila kutitipkan..
Bila kutitipkan dukaku pada langit pastilah langit memanggil mendung
Bila kutitipkan resahku pada angin pastilah angin menyeru badai
Bila kutitipkan geramku pada laut pastilah laut menggiring gelombang
Bila kutitipkan dendamku pada gunung pastilah gunung meluapkan apiTapi…
Akan kusimpan sendiri mendung dukaku dalam langit dadaku
Kusimpan sendiri badai resahku dalam angin desahku
Kusimpan sendiri gelombang geramku dalam laut fahamku
Kusimpan sendiri api dendamku dalam gunung resapku
Kusimpan sendiri…

01 Maret 2011

Taufik Ismail - Kau Ini Bagaimana?

0 komentar
Kau ini bagaimana atau aku harus bagaimana?

Kau ini bagaimana??

Kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya

Kau suruh aku berfikir, aku berfikir kau tuduh aku kafir

Ku harus bagaimana??

Kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai

Kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai

Kau ini bagaimana?

Kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku

Kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aku plin-plan

Aku harus bagaimana?

Aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimpung kakiku

Kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku

Kau ini bagaimana?

Kau suruh aku taqwa, khotbah keagamaan-mu membuatku sakit jiwa

Kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya

Aku harus bagaimana?

Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya

Aku kau suruh berdisiplin, kau menyontohkan yang lain

Kau ini bagaimana?

Kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara setiap saat

Kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai

Aku harus bagaimana?

Aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya

Aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya

Hah.. Kau ini bagaimana?

Kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah

Kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah

Aku harus bagaimana?

Aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi

Aku kau suruh bertanggung-jawab, kau sendiri terus berucap wallaahu’aalam bis saawab

Kau ini bagaimana?

Kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku

Kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku

Aku harus bagaimana?

Aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu

Kau bilang selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu

Kau ini bagaimana?

Kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis

Kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis

Aku harus bagaimana?

Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah

Kau bilang cari alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja

Kau ini bagaimana?

Aku bilang terserah kau, kau tidak mau

Aku bilang terserah kita, kau tak suka

Aku bilang terserah aku, kau memakiku

Kau ini bagaimana atau aku yang harus bagaimana?

Rheyzaurus - Arti Sebuah Rumah

0 komentar
Apakah arti sebuah rumah? Bagi saya, rumah menunjukkan tempat kita di dunia. Setidaknya itulah pandangan saya secara pribadi. Rumah membuat saya merasa punya tempat untuk pulang. Kemana pun saya pergi mengembara, saya selalu tahu, ada sebuah tempat dimana saya bisa kembali.

Saya bisa berjalan tanpa henti, tanpa tujuan. Terdampar di tempat asing yang sama sekali tidak dikenal, bertemu orang-orang yang tidak saya kenal. Saya bisa saja terlantar dimana pun. Tapi satu hal yang membuat hati tetap tenang, yaitu saya punya sebuah rumah sederhana, yang menanti kepulangan saya.

Tetapi hidup memang harus selalu berjalan. Saat ini saya jauh dari rumah untuk pulang. Senyaman apa pun saya di sebuah tempat, tetap saja ada rasa terasing, ada rasa bahwa ini bukan tempat saya.

Karena itu saya bertekad untuk bekerja keras. Tekad membaja dan membulat untuk kembali ke rumah sendiri. Rumah dimana diri ini selalu diterima. Tempat dimana selalu ada kasur empuk yang siap menampung tubuh yang letih.

-rheyzaurus_

20 April 2010

"Orang Tua" Yang Tak Aku Pahami

0 komentar

Dalam ruang yang putih ini
Diantara puluhan kursi - kursi yang telah usang
Kudekap diriku dan pikiranku
Bersandar pada dinding - dinding kotor dan kusam
Mencoba agar logikaku mampu memahaminya

Dia berdiri disana
Seringkali bercerita tentang apa yang kita yakini
Seringkali pula dia bercerita tentang kesombongannya
Entah apa yang ada dipikirannya
Tak mampu aku memahaminya

Sombong, angkuh, penuh dendam...
Aku menilainya seperti itu..
Persetan dengan yang lain..
Pembual, kolot, dan keras kepala pun
Sempat kusandangkan padanya
Ketika aku begitu benci...

Orang tua dengan separuh nafasnya
Begitu bangganya dia akan hidupnya
Seolah - olah dia miliki semuanya
Seolah - olah pahamnya-lah yang sempurna
Seolah - olah langit dan bumi diturunkan untuknya

Apa yang ada dipikiranmu...???

Aku hanya akan terus diam
Menutup erat - erat pikiranku dalam ruang ini
Agar tak sama denganmu meskipun keyakinan kita sama
Tapi...
Aku masih tak mampu memahamimu..

13 Maret 2010

Mahasiswa Boneka

1 komentar
Dalam bisu mengupas sebuah kepenatan
Menjadi seorang Mahasiswa
Konon
Mahasiswa seperti Dewa
dewa yang berbentuk manusia

Macam lakon yang kacau

Aksi tak pakai fikir
Aksi tak pakai hati
Panji kebenaran saja tak berani disibak
Jadi apa?
jadi dewa?

Berlakon saja tidak becus
Belagu dengan kesombongan
Kosong dengan hati nurani

Intelektual?
Mahasiswa apa?
Bonekanya Birokrat
Mahasiswa Boneka

Tidur saja
Nina bobo
Mahasiswa Boneka

23 Februari 2010

Rheyzaurus - Hanya Untuk Bertahan Hidup

0 komentar

Aku berdiri seorang diri mencengkeram hati dan pikiranku sekaligus menahan mereka agar tidak terhanyut. Aku melihat banyak hal banyak kisah sedih dan tragis kisah yang bernama kehidupan.

Aku sering mendengar ocehan setan yang bercampur dengan bisikan malaikat. Aku menyimaknya, aku mendengarnya, dengan seksama.

Apa gerangan yang mengusik asa? Jawab yang ku harap. Namun hanya mampu berbalik arah dan menghampiri sepi.

Sesak kian merayap dan mengendap, muak terus membisiki nurani. 
Tapi ku kan berjuang melalui hari ini, menepis gejolak yang menggelegak.

Karena aku bukan segumpal daging mati...!!!
Karena aku bukan budak sandiwara kebencian hati...!!!

Pikirku,
Apakah semua ini tak ada artinya??,
Jika yang kulakukan hanya berteriak memaki kepada langit??.
Walaupun aku tak sudi untuk menjadi budak kebencian, namun alirannya telah menyatu dengan darahku. Hingga ku semakin terpuruk dan sulit tuk bedakan dosa dan bukan???

Apakah semua ini tak ada artinya??,
Jika kekesalanku tak berarti apa2, hingga saat semua orang
Terlihat busuk dan munafiq di depanku!!!

Pikirku,
Mungkin ku hanya seorang pecundang
Yang tak kan pernah mengerti selamanya,
Yang takut menghadapi hangatnya mentari esok pagi

Dan pikirku pun,
Bukan hanya aku yang merasakan ini,
Merasakan kehidupan telah membencinya,
Merasakan semuanya sungguh tak adil...

Maafku untuk kalian yang telah ku anggap sebagai orang2 kolot yang terlalu idiot,,,
Maafku untuk kalian yang telah kuanggap sebagai parasit dalam hidupku,,,
Dan maafku untukmu yang telah menciptakan aku jika yang kulakukan selama ini hanya mengeluh...
 rheyzaurus pharmarensis guevara 

(dapat dilihat juga disini)