Air Mataku Bukan Untuk Negeriku…!
tetapi untuk bapak si pedagang kerupuk
yang berjalan tanpa alas kaki dan pakaian usangnya
Padahal disana penguasa negeriku
pameran kilatan sepatu
Dalam selimut kayu berukir
tumpukan batik licin hanya memberi makan rayap
Air Mataku Bukan Untuk Negeriku…!
tetapi untuk memandikan jenazah si miskin
yang menggadai nyawanya di ranjang putih
untuk saudaraku yang busung lapar di kerajaannya sendiri
yang terisolasi karena hartanya dirampas
Air Mataku Bukan Untuk Negeriku…!
sebab air mataku telah terkuras
untuk memberi minum adik-adik kecil
perempatan jalanyang menggantungkan hidupnya
pada tutup botol berkayu
serta kantongan plastik bekas gorengan
Air Mataku Bukan Untuk Negeriku…!
Karena kini monster-monster berdasi telah menyihirnya
menjadi sangkar nenek sihir dan sarang penyamun
meski kini usianya beranjak menua
Dia juga semakin tergadai
menjadi rebutan dalam bursa kuasa
menjadikan pemimpinku layaknya boneka
pajangan etalase kapitalis-kapitalis rakus
berbagai musibahmelanda, bukannya istighfar
malah menjandikannya ladang koruptor
Sekarang titik-titik air mataku yang masih tersisa
-sekali lagi- bukan untuk negeriku…!
tak ada lagi yang tersisa
untuk aku meratapi negeriku
karena aku terlalu lama menunggu
menunggu…dan bosan…!
menunggu…dan muak…!
Namun nuraniku berbisik
menangislah untuknya!
10 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Meninggalkan Komentar