Tampilkan postingan dengan label Profile. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Profile. Tampilkan semua postingan

07 Oktober 2011

Alun - Alun Kidul Yogyakarta, Antara Wisata dan Cinta

1 komentar

SEJARAH


Salah satu ciri yang juga menjadi identitas bagi pusat - pusat kota lama di Pulau Jawa adalah adanya alun - alun pada pusat kota tersebut. Alun - alun di Pulau Jawa ini berupa sebuah lapangan luas yang dikelilingi oleh pohon beringin di tengahnya. Salah satunya yaitu Alun - alun yang berada di Kota Yogyakarta.


Di masa kerajaan Mataram, Alun - alun Kidul berfungsi untuk menyiapkan suatu kondisi yang menunjang kelancaran hubungan antara keraton dengan dunia luar. Alun-alun Kidul juga melambangkan kesatuan kekuasaan yang sakral antara raja dan para bangsawan yang tinggal di sekitar alun - alun. Sedangkan Alun - alun Lor berfungsi untuk menyediakan persyaratan bagi berlangsungnya kekuasaan raja.


Alun - alun Kidul ini merupakan bagian belakang Keraton Yogyakarta. Menurut sejarahnya, alun - alun Kidul dibuat untuk mengubah suasana bagian belakang keraton menjadi seperti bagian depan karena Gunung Merapi, Keraton Yogyakarta, dan laut Selatan Pulau Jawa jika ditarik dalam satu garis imajiner akan membentuk satu garis lurus. Agar posisi Keraton Yogyakarta tidak seperti membelakangi laut Selatan, maka dibangunlah Alun - alun Selatan.


Alun - alun kidul Yogyakarta yang biasa di singkat dengan Alkid, atau dalam bahasa Indonesia yang berarti alun - alun selatan, merupakan bagian paling selatan dari Keraton Yogyakarta. Pada saat ini, Alkid menjadi ruang publik bagi masyarakat. Apabila anda berada di Yogyakarta dan mengunjungi Alkid pada sore hingga malam hari, Alkid menjelma menjadi tempat rekreasi rakyat yang sangat sayang apabila di lewatkan.


Berbagai penjual makanan dapat dijumpai di Alkid. Selain itu, pada malam hari kawasan Alkid ini juga menjadi wisata bersepeda. Berjajar sepeda tandem (sepeda yang bisa digunakan lebih dari 2 orang) hingga becak yang telah dimodifikasi sedemikian rupa dengan hiasan lampu yang mencolok disewakan oleh sejumlah pemilik sewa sepeda. Alkid juga menjadi area olahraga yang diminati oleh masyarakat Yogyakarta.





Pada bagian tengah alun - alun terdapat dua buah pohon beringin yang usianya cukup tua dan keduanya dibatasi oleh pagar benteng yang kokoh. Pohon Beringin ini pun menjadi sebuah obyek permainan yang menarik. Berawal dari kepercayaan masyarakat Yogyakarta tentang orang yang berhasil melewati kedua Pohon Beringin tersebut dengan menutup mata, maka akan dipermudah dalam meraih cita - citanya, maka saat ini banyak wisatawan yang menyempatkan waktu untuk berkunjung mencoba permainan tersebut.


Terdapat kandang gajah di Alun - alun Kidul. Gajah yang berada di dalam kandang ini adalah milik Keraton Yogyakarta. Dahulu gajah ini sering dinaiki oleh anak - anak sebagai sarana hiburan. Tetapi saat ini hiburan ini memang sudah berkurang walaupun istilah kandang gajah masih cukup familiar di telinga masyarakat.


Letak Alun - alun Kidul yang berada di wilayah selatan Keraton Yogyakarta memudahkan wisatawan untuk berkunjung. Anda hanya perlu menemukan Keraton Yogyakarta dan mengikuti jalan ke arah selatan, maka anda akan langsung menemukan alun - alun Selatan Yogyakarta.


Masih di dalam kompleks Alun - alun Kidul, terdapat bangunan Sasana Hinggil yang pada zaman dahulu menjadi tempat bagi raja untuk menyaksikan adu manusia dengan harimau yang disebut rampog macan, tetapi saat ini berubah fungsi menjadi tempat pertunjukan seni.


Alun-alun kidul adalah sebuah tempat dimana kedua pohon beringin tersebut menjadi saksi di malam 10 November saya bersama pacar memulai hubungan sampai saat ini. Setiap tanggal segitu di setiap bulannya biasanya kami menyempatkan datang ke alkid.





_rheyzaurus_

19 September 2011

RESENSI FILM PETUALANG : INTO THE WILD

1 komentar

Into the Wild: Kisah Tragis Sang Petualang Muda


Penulis: John Krakauer




Aku ingin pergerakan dinamis, bukan kehidupan yang tenang. Aku mendambakan kegairahan, bahaya, dan kesempatan untuk mengorbankan diri baagi orang yang kucintai. Aku merasakan di dalam diriku, tumpukan energi sangat besar yang tidak menemukan penyaluran di dalam kehidupan kita yang tenang.
Leo Tolstoy (''Family Happiness'')



Apa yang ada dalam benak seorang pemuda cerdas, sarjana berpredikat cum laude, ketika dia meninggalkan kehidupannya, keluarga yang mencintainya, dan mengasingkan diri ke alam liar? Mengapa dia menanggalkan kenyamanan peradaban dan semua atribut duniawi, dengan menyumbangkan semua tabungannya, membakar sisa uang tunai yang dia miliki, serta meninggalkan mobil kesayangannya di tengah hutan begitu saja?


Chritopher McCandless menjelma menjadi Alexander si Petualang Super -- menggantungkan hidup pada alam sepenuhnya, mengabaikan risiko apa pun, dan mencoba bertahan di tengah kebekuan dan kesunyian Alaska, The Last Frontier, dataran kejam yang tak kenal belas kasihan. Akankah petualangan ini membawa dia pada makna kehidupan? Ataukah ini hanya kegialaan kompleks seorang pemuda yang nyentrik yang haus sensasi?


Di dalam Into the Wild: Kisah Tragis sang Petualang Muda, Jon Krakauer mengajak kita menguak misteri pengasingan diri Alexander si Petualang Super dan menyelamai gairah manusia saat bersinggungan dengan bahaya dan maut.


''Buku wajib bagi para petualang alam dan pemilik jiwa yang resah.''
St. Petersburg Times


Jon Krakauer adalah penulis best-seller Into Thin Air: Kisah Tragis Pendakian Everest dan editor pendukung untuk majalah Outside. Karya tulisnya juga sering muncul dalam Smitshonian, National Geographic, Playboy, Rolling Stone, dan Architecture Digest. Artikelnya tentang Chris McCandless di majalah Outside membuat dia menjadi finalis National Magazine Award. Dia juga mendapat penghargaan dari American Alpine Club Literary. Bersama istrinya, saat ini, dia menetap di Seattle, Washington.


_rheyzaurus_

18 Mei 2011

Bagaimana Da Vinci Menciptakan Masterpiece

0 komentar

Da Vinci tidak ingin membuat sebuah karya, tetapi ia ingin menciptakan sebuah Mahakarya, A Masterpiece. Sebuah karya seni dengan komposisi warna-warni yang begitu indah dengan detail yang nyaris sempurna seperti aslinya, sehingga semua yang melihatnya akan terpesona dan tersentuh hatinya. Tapi itu bukan yang utama.


Karyanya adalah persembahannya yang setinggi-tingginya kepada Tuhan. Da Vinci ingin membuat karya yang begitu indahnya, sehingga bahkan Tuhan pun akan senang hati melihatnya. Sepanjang hidupnya tidak kurang 30 mayat yang ia bedah dan pelajari. Memang menjijikkan, tetapi jijik pun sebenarnya bukan masalah yang besar dan penting diban­ding­kan keagungan karyanya dan juga kemajuan ilmu anatomi manusia.


Sejak kecil, ia suka membaca di perpustakaan milik ayahnya di Florence. Saat dewasa, Da Vinci mampu memiliki perpustakaan sendiri dengan banyak koleksi buku termasuk dari Dante dan Petrarch. Subjeknya juga beragam mulai dari matematika, anatomi, pengobatan, hingga buku-buku tentang peperangan. Dari sana pengetahuannya jadi makin luas dan tajam. Da Vinci juga seorang visioner. Ia misalnya telah membayangkan mesin terbang seperti helikopter, kendaraan dengan pelindung besi (seperti tank), atau kapal yang bisa bergerak di bawah laut. Ia bahkan mendesain manusia mekanik yang dikenal sebagai Robot Leonardo, rancangan “robot” yang sering dianggap robot pertama dalam sejarah.


Akan tetapi, karya terbesarnya tentu saja adalah Monalisa. Lukisan wanita cantik ini merupakan puncak dari segala ilmunya tentang pewarnaan, cahaya, perspektif, dan—tidak lupa—anatomi tubuh manusia. Pada lukisan ini, ia menggunakan teknik melukis yang sangat tinggi dan sulit ditiru, sfumato, sebuah teknik yang membuat lukisan terlihat seperti berkabut, tidak fokus, dengan transisi antar-warna yang luar biasa lembut dan halus. Monalisa terlihat begitu hidup, bahkan senyumannya pun mengundang penasaran dari semua orang yang melihatnya hingga sekarang.


Mengapa Monalisa tersenyum? Mengapa ia terlihat begitu bahagia? Tak seorang pun bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan pasti. Lukisan lainnya yang sangat berharga adalah "Perjamuan Terakhir", The Last Supper, yang secara dramatis melukis­kan makan malam terakhir Yesus dengan 13 murid-muridnya sebelum ia dikhianati dan disalib.


(Dalam buku fiksi Dan Brown yang sangat terkenal, "The Da Vinci Code" (2003), lukisan The Last Supper, dikatakan mengandung misteri terbesar dalam sejarah umat Kristen yang dijaga ketat, bahkan dengan nyawa para pelindungnya selama beribu-ribu tahun). Da Vinci banyak menghasilkan karya seni dan berbagai desain yang menakjubkan lainnya sebelum meninggal pada 2 Mei 1519. Hingga sekarang, bahkan Einstein dan Isaac Newton pun dianggap tidak sanggup menyamai kegeniusan Leonardo da Vinci.


“Simplicity, is the ultimate sophistication”


Leonardo Da Vinci

LEONARDO DA VINCI, Manusia Paling Jenius

0 komentar

Tahun 1994. Ratusan tahun setelah Renaisans. BILL GATES, orang terkaya di dunia dan genius pendiri Microsoft, membeli Codex Leicester, sebuah buku catatan yang sudah berusia ratusan tahun tetapi berisi pemikiran-pemikiran ajaib dan gambaran mesin-mesin canggih yang seharusnya belum ada di masa itu. Buku itu dibeli dari balai lelang Christie’s di London dengan harga yang sangat menakjubkan, 30.8 juta dolar! Inilah, buku termahal di dunia. Catatan itu adalah tulisan asli dari orang yang sering dianggap paling genius dalam sejarah umat manusia, Leonardo da Vinci.


"Poor is the pupil, who does not surpass his Master."


Leonardo da Vinci


LEONARDO DA VINCI lahir di kota Vinci, Italia, 1452. Ia adalah anak yang baik dan menyenangkan. Sejak kecil, ia suka belajar, membaca, dan berjalan-jalan. Ketika berjalan-jalan sendiri, ia senang memerhatikan sekitarnya. Ia senang melihat burung terbang melayang, kuda berlari, jalannya aliran sungai, atau percikan air di danau. Sering kali, ia hanyut dalam pikirannya. Ketika melihat burung, ia bertanya, “Mengapa burung bisa terbang?” Orang-orang zaman pertengahan biasanya akan menjawab, “Karena memiliki sayap pemberian Tuhan”. Dan kebanyakan orang akan berhenti di situ. Namun, Leo tidak.


Ia akan mulai meneliti sayap burung, apa saja bagiannya, susunan bulu-bulunya, bagaimana ia lepas landas, bagaimana ia bisa maju, melambat, mendarat, dan seterus­nya. Ia lalu meneruskannya dengan mem­bayang­­kan alat terbangnya sendiri. Walaupun belum berhasil, penelitiannya menjadi awal penting bagi perkembangan ilmu aerodinamik.


Ia senang belajar. Leonardo ingin mengetahui seperti semua anak-anak kecil di dunia ingin mengetahui se­mua hal. Pada banyak orang di dunia, makin dewasa rasa ­ingin­tahu­nya sering kali makin tipis. Mungkin karena pengala­man belajar yang ku­rang menye­nangkan. Tetapi tidak bagi Leo. Ia tidak pernah kehilangan kesenangannya. Keingintahuannya justru makin hebat. Inilah kunci kegeniusannya. Bagi Leonardo da Vinci, belajar adalah ringan dan menyenangkan.


“Belajar paling efektif kalau dilakukan dalam suasana menyenangkan”


Peter Kline, “The Everyday Genius.”


(Dikutip dari “The Learning Revolution”, 1999)


Kegeniusan Leonardo terlihat dari banyaknya bidang yang ia kuasai. Ia adalah pelukis, pematung, penemu, peneliti, ahli per­me­sin­an, ahli anatomi, matematika, ahli tumbuh-tumbuhan dan binatang, optik, aerodinamik, bahkan pemusik handal. Ia belajar tanpa ada batasnya. Tentu saja ini tidak berat karena ia tidak bekerja keras, ia hanya “bersenang-senang”. Untuk melukis manusia, ia secara khusus mem­pelajari anatomi tubuh manusia.


Leonardo mungkin adalah pem­belajar paling gila. Saat mempelajari anatomi, ia suka pergi malam-malam, membongkar kuburan, dan mengambil mayat orang tidak dikenal yang sudah hampir busuk dan mem­bedahnya. Kadang ia melakukannya di rumah sakit yang memberinya izin. Ia benar-benar ingin tahu mengapa tubuh manusia berbentuk seperti itu. Dengan begitu, ia bisa makin detail dalam membuat lukisannya.


"I have offended God and mankind


because my work didn't reach the quality it should have."


Leonardo da Vinci

10 Mei 2011

Sekilas Tentang Kerukunan Pelajar Mahasiswa Buol (KPMB) Yogyakarta

0 komentar

KPMB merupakan second home bagi anak - anak perantauan dari buol yang menuntut ilmu dibuol. Organisasi ini adalah salah satu dari sekian banyak organisasi yang bersifat kedaerahan di Jogjakarta. Organisasi seperti KPMB ini banyak tersebar diseluruh indonesia baik di pulau Jawa atau Sulawesi.


Berikut ini adalah sejarah singkat KPMB dan seperti apa sich KPMB itu?

Kerukunan Pelajar Mahasiswa Buol ( KPMB ) Yogyakarta, didirikan pada tanggal 01 April 2000. Sebagai bentuk perwujudan dari rasa solidaritas dan persaudaraan yang tinggi antar sesama warga buol yang ada di Yogyakarta. Walaupun ide ini awalnya dipicu oleh pemberlakuan UU otonomi Daerah dimana Buol saat itu memutuskan untuk berpisah dari Tolitoli dan berdiri menjadi sebuah kabupaten yang baru.Lebih dari sebuah organisasi, KPMB merupakan paguyuban yang berasaskan kekeluargaan yang merangkul seluruh anak – anak daerah untuk berkumpul dalam suatu wadah komunitas atau yang biasa disebut sebagai keluarga kedua. Selama hampir 10 tahun organisasi ini berdiri telah mengalami pasang dan surut koordinasi dalam berbagai program kerjanya. Namun dalam berbagai kendala yang ada tidak menyurutkan segenap warga KPMB untuk mengadakan program – program kerja yang bertujuan untuk membangun solidaritas dan tanggung jawab demi menjawab tantangan masa depan.

Kegiatan paling penting yang diadakan KPMB adalah Musyawarah Umum dan Musyawarah Kerja dimana kegiatan ini adalah salah satu bentuk perwujudan demokrasi dalam organisasi yaitu pemilihan Ketua KPMB. Sampai pada periode kepengurusan tahun ini, Muh. Isram Ain sebagai Ketua KPMB untuk masa kepengurusan 2010 – 2011. Selain musyawarah umum dan kerja KPMB memiliki beberapa agenda program wajib guna menumbuhkan potensi mahasiswa sebagai seorang pemimpin, serta membawa cita-cita dan harapan orang tua serta seluruh masyarakat didaerah agar berguna bagi nusa dan bangsa. Kegiatan – kegiatan ini dijadikan sebagai wahana silaturahim serta rekonstruksi paradigma berpikir sehingga out put dari kegiatan ini adalah para intelektual yang sadar dan paham, serta kritis yang kemudian menjelma menjadi motor perubahan dan pembebasan didaerah nantinya.

Salah satu kegiatannya adalah Orientasi Mahasiswa Baru KPMB ( OMBAK ) yang diadakan setahun sekali guna memperkaya khasanah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa tentang serba-serbi dunia akademik, kemahasiswaan dan keorganisasian khususnya seputar eksistensi mahasiswa daerah. Selain itu OMBAK merupakan pengukuhan mahasiswa baru menjadi warga KPMB. Latihan Dasar Kepemimpinan ( LDK ) dilaksanakan setelah OMBAK. Program ini penting guna menumbuhkan kesadaran kritis tentang peran, tanggung jawab dan posisi moral intelektual mahasiswa dalam dinamika kehidupan sosial ( kampus dan masyarakat luas ). Serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menjadi seorang pemimpin bagi diri sendiri, lingkungan dan masyarakat dan peningkatan daya krtatifitas serta aktifitas dalam mendorong organisasi KPMB yang lebih baik. Kedua program kerja ini akan segera dilaksanakan seiring dengan adanya tahun ajaran baru.

Selama tahun 2009 yang lalu, KPMB telah mengadakan beberapa kegiatan yang bersifat internal seperti kajian – kajian rutin yang diadakan 2 minggu sekali dan kajian – kajian ilmiah dengan pembicara dari warga KPMB sendiri yang telah memiliki cukup wawasan atau dasar ilmu yang dikuasainya. Selain hal tersebut, pada 2009 KPMB juga mengikuti beberapa kegiatan yang bersifat eksternal seperti kegiatan seni dan olahraga yang diadakan oleh Asrama Pusat Sulawesi Tengah, IKPM Kalimantan Barat, IKPM Kep. Riau, dan ikut dalam aksi damai bersama Gerakan Moral Rekonsiliasi Pancasila ( GMRP ) yang diadakan di Solo Jawa Tengah menuntut Menjadikan pancasila sebagai sebuah penyadaran terhadap adanya keberagaman kebudayaan di Indonesia dan menjunjung tinggi pancasila dan UUD 1945. Aksi damai bersama Aliansi Uni Kebangsaan mendesak pemerintah karena ketidak-berpihakannya terhadap masyarakat daerah yang menyebabkan desintegrasi bangsa dan mengancam keutuhan NKRI untuk perhatian kesejahteraan terhadap masyarakat pedalaman dan daerah – daerah yang belum terjamahkan. Selain itu, KPMB Jogjakarta juga diundang pada pertemuan mahasiswa antar daerah seluruh Indonesia dalam pekan kebudayaan yang diselenggarakan selama 2 hari. Namun, karena keterbatasan properti maka KPMB batal dalam pertemuan tersebut. Sedangkan pada awal 2010 ini, KPMB telah melaksanakan salah satu program kerja utama yaitu Orientasi Mahasiswa Baru KPMB atau lebih kerennya OMBAK yang disatukan dengan LDK disebabkan karena adanya berbagai keterbatasan sehingga acara yang sekiranya untuk menyambut mahasiswa baru pada pertengahan 2009 diundur sampai akhir 2009. Dan pada pertengahan tahun ini juga akan diselenggarakan Musyawarah Umum dan musyawarah Kerja dalam rangka pemilihan Ketua KPMB yang baru periode 2010-2011.

Dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada, KPMB memiliki Asrama Putra dan Putri sebagai sekretariat tetap. Namun, karena minimnya dana yang dimiliki sehingga KPMB hanya mampu menyewa rumah tinggal sebagai asrama dan tidak dapat menampung keseluruhan warga KPMB yang ada di Jogjakarta. Padahal putera – puteri daerah yang melanjutkan studi ke Jogjakarta bisa dikatakan tidak sedikit dan sampai saat ini tercatat 60 orang lebih mahasiswa aktif yang terdaftar dalam organisasi. Angka ini akan terus bertambah bersamaan dengan masa tahun ajaran baru.


19 Januari 2011

Buol : Deskripsi Demografis, Sosial Budaya dan Etnik

1 komentar

Orang Buol berasal dalam satu rumpun yang dimulai sejarahnya pada pemerintahan Ndubu I sekitar tahun 1380. Kemudian pemerintahan Buol berkembang sampai saat ini sebagai salah satu Kabupaten pemekaran di Propinsi Sulawesi Tengah yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang RI nomor 51 tahun 1999, dengan pejabat Bupati Buol pertama adalah Ir. Abdul Karim Mbow. 

Etnik (Suku bangsa) Buol merupakan salah satu dari 12 etnik di Propinsi Sulawesi Tengah. Dalam gambar kasarnya adalah sebagai berikut : 



  1. Etnik Kaili

  2. Etnik Kulavi

  3. Etnik Tomini yang bermukim di Kota Palu, Kab. Donggala dan Kab. Parimo

  4. Etnik Lore

  5. Etnik Pamona di Kab. Poso dan Kab. Tojo Una-Una

  6. Etnik Mori

  7. Etnik Bungku di Kab. Morowali

  8. Etnik Banggai

  9. Etnik Saluan

  10. Etnik Balantak di Kab. Banggai dan Kab. Banggai Kepulauan

  11. Etnik Tolitoli

  12. Etnik Buol di Kab. Buol dan Kab. Tolitoli






Keadaan Geografis



Kabupaten Buol terletak dalam 0,380 Lintang Utara – 1,200 Lintang Selatan dan 120,120 Bujur Timur – 122,090 Bujur Barat, dengan batas-batas sebagai berikut :


  • Sebelah Utara dengan Laut Sulawesi sekaligus berbatasan dengan Philipina

  • Sebelah Selatan dengan Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Donggala

  • Sebelah Timur dengan Propinsi Gorontalo

  • Sebelah Barat dengan Kabupaten Tolitoli.


Luas Wilayah Kabupaten Buol 4.043.57 Km2 yang terdiri dari 9 wilayah Kecamatan, masing-masing adalah :


  1. Kecamatan Palele

  2. Kecamatan Gadung

  3. Kecamatan Bunobogu

  4. Kecamatan Bokat

  5. Kecamatan Bukal

  6. Kecamatan Momunu

  7. Kecamatan Tiloan

  8. Kecamatan Lipunoto

  9. Kecamatan Biau


Dalam kondisi di atas, pemanfaatan lahan oleh masyarakat diperuntukkan sebagai berikut :


  • Perkampungan seluas 1.649 Ha.

  • Persawahan seluas 4.834 Ha.

  • Tanaman Pangan lainnya seluas 3.259 Ha.

  • Perkebunan Tanah Kering seluas 24.072 Ha.

  • Alang alang seluas 6.758 Ha.

  • Hutan rawa lainnya seluas 363.785 Ha.


Topografi Kabupaten Buol berbukit yang pada ketinggian tertentu terbentang luas dataran yang masih mungkin untuk dikembangkan sebagai lahan perkebunan, antara lain terdapat di Kecamatan Momunu, Bunobogu dan Kecamatan Biau.

Berdasarkan data penduduk yang tercantum dalam buku Sekilas Kabupaten Buol, jumlah penduduk diperkirakan sebesar 100.478 Jiwa, terdiri dari 51.557 Laki-laki dan 42.101 Perempuan. Laju pertumbuhan penduduk rata-ratanya adalah 2,81 % pertahun.



Kondisi Sosial Budaya

Sejarah masa Buol dibagi dalam beberapa fase, yaitu Buol sebelum Penjajahan, Buol di zaman Penjajahan dan Buol setelah Kemerdekaan. Kabupaten Buol adalah salah satu kabupaten pemekaran di Propinsi Sulawesi Tengah yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang RI nomor : 51 tahun 1999.



Dari hasil penelitian, masyarakat di Kabupaten Buol berasal dalam satu rumpun dengan menggunakan bahasa sehari-hari adalah Bahasa Buol dengan memeluk agama yang mayoritas Islam.



Sedangkan hasil perolehan sumber data mengenai kepercayaan terhadap tradisi nenek moyang yang diwariskan secara turun temurun, nampaknya masih tetap terjaga dan berjalan seiring dengan besarnya pengaruh agama yang dianut oleh masyarakat di Kabupaten Buol.




Menurut sumber Mohd. Thamrin Intam, BAE, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buol (2005) dilokasi penelitian, “sepanjang tradisi leluhur tidak bertabrakan dengan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Buol, kenapa tidak dilestarikan sebagai suatu potensi seni budaya lokal yang nantinya dapat menarik minat pengujung untuk datang ke Buol”.



Sementara dalam bidang perekonomian, masyarakat dikabupaten ini merupakan masyarakat agraris, dimana sebagian besar perekonomiannya tergantung pada sektor pertanian dan perkebunan. Disamping itu, ada pula masyarakat yang bermata pencaharian lain seperti pegawai, pedagang, tukang dan lain-lain.





Sumber : Subdin Budaya dan Kesenian.Disbudpar Sulawesi Tengah.2005